Bayaran Untuk Jasa Antar Pulang Rumah | Cerita dewasa
- Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja
berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani,
mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna
brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus.
Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok
penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.
Tersadarlah
Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih
lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga
tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari
itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi
kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang
digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya
karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.
"Buset,
baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin
ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen", pikir Vani.
Biasanya
Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang
lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan
ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang
mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena
kuliahnya lebih sedikit.
Vani
tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak
berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. "Najis,
berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw", membatin lagi si
Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah
mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal
dan menonjol.
Makin
salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan
orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah
suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini,
Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan
untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang
tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa
bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya
atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP
mereka pada off. "Buset, sial banget sih gue hari ini."
Mulailah
celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai "Neng, susunya mau jatuh
tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe". Pias!
Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar,
eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si
Vani.
Tiba-tiba
sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani. Jendelanya
terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil
menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani,
berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
"Van, jualan lo disini? Hehe".Vani membalas
"Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya" pinta Vani.
Vani
sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main
cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik
mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang "Wah sory Van, gue harus
pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo". "Than, please
anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo" rajuk Vani. Sambil nyengir mesum
Ethan berucap "Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin". "Iya
deh, ntar gue bayar" Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari
halte tersebut. "Hehe sip" kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani.
Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para
cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai
menembus kemacetan ibu kota.
"Buset dah lo Van, sexy amat hari ini".
Kata
Vani "Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian
lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw
nilai bagus hehe".
"Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha" balas Ethan.
"Sial, enak aja lo ngomong Than" maki Vani.
Sambil
mengerling ke Vani, Ethan berucap "Van, bayaran tumpangan ini, bayar
sekarang aja ya". "Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue
bayarin bensin lo" balas Vani. "Sapa yang minta diduitin bensin, Non"
jawab Ethan. "Trus lo mau apa? Traktir makan" tanya Vani bingung. "Ga.
Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja" ucap Ethan misterius. Semakin
bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan
berkata "Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo.
Nepsong banget gue liatnya". Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya.
Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak "BANGSAT LO THAN. LO
PIKIR GUE CEWE APAAN!!". Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang
tetap cengar-cengir. "Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang.
Apa lo gue turunin disini" kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai
di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah.
"Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang" Vani
bergidik sambil melihat sekitarnya. "Ya biarlah si Ethan bisa
seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret
juga si Ethan ini". Akhirnya Vani ngomong "Ya udah, cuma pegang susu gue
doang kan. Jangan lama-lama" Vani ketus. "Ga kok Van, cuma sampe kos lo
doang" kata Ethan penuh kemenangan. "Sialan, itu sih bisa setengah jam
sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan" pikir Vani.
Tangan
kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian
atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar
Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Vani agak
berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan
lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan
sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena
sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan,
sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya,
karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara
bergiliran kedua bongkahan tokednya.
Nafas
Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh
remasan-remasan tokednya pada nafsunya "Enak aja kalo gue sampe
terangsang gara-gara ini" pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi,
tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung
masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah
kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar
juga. "Ahh...!" Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. "Hehe buset
toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya.
Tangan gue aja ga cukup neh hehe" ujar Ethan penuh nafsu.
Ethan
melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani
keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari
wadahnya dan terekspos full. "Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede
neh. Sering diisep ya Van" kata Ethan vulgar. "Bangsat lo Than. Kok
sampe gini segala" protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam
BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan "Eh, inget janji lo. Gue
boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah
gue". Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan
kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.
Remasan-remasan
lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar
puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu
lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan
berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang
kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked
Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan.
Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser
menuju ujung selangkangan Vani. "Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat
paling sensitif gue. Harus bisa nahan!" membatin si Vani.
Tapi
puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan
yang berpengalaman. "Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo" pikir
Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak,
Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya.
Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih
kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan
"Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng
tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah
mulai basah sekarang". Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan,
tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis
Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai
merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.
"Sial..memek
gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak
tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan
masih ngremesin toked gue" pikir Vani yang mulai susah menahan
birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya,
membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya
langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di
memek Vani semakin memuncak. "BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue
udah mo keluar". Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah,
ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah
memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin
semangat menggarap toked Vani.
Ketika
melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak
di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani
dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya,
membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Vani. Kedua
tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani
"Hmmmffhhhhhhh….". Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan
pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan
arus orgasmenya. "Oh..oh..hmmffhh" Vani masih berusaha menahan agar
suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Ethan sudah
melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan.
"Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan
gitu" Ngakak Ethan penuh kemenangan.
Nafas
Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena
nikmatnya gelombang orgasme barusan. "Kampret lo Than" maki Vani
perlahan. "Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar
lagi. Gue udah ga horny lagi" tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin
sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan
terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali,
sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin
digesek-gesek. "Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi.
Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall.." sesal Vani
dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan
memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya
yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan
menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang
sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.
Tangan
satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih
memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi.
"EEHHH...APA-APAAN LO THAN??" Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani,
tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan
kanannya langsung meremas memek Vani. "OOUUHHHH..........!!" lenguh Vani
keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan
berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan.
Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak
tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya
menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya,
gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.
"Oouuuhh...Aghhhh...Ouhhhhhhhhhh
Ethaannnnn...!! Teriak Vani makin keras karena kenikmatan mendadak yang
menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin
kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat
kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani
mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget
karena keluar begitu hebatnya di depan si Ethan. "Aseem, napa gue
keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget.
Udah semingguan gue ga ngentot" batin Vani.
Saat
Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak
di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan
sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung
Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap "Gilaa..toked lo
Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni
malem". Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih
mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil
tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah
kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan
kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas
jemari Ethan, membuat Vani terpekik "Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn..
kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh
ngeyotin tohked guehh...ahh..ahh.." kata Vani sambil tersengal-sengal
nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua
tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing "Hajar bleh. Kapan lagi gue
bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya".
Sekarang
kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga kedua
putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot, dihisap
& dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani semakin
terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir
ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang putih
rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan aktif
membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. "Aah..ah.. emhh..
emh..Than.. lo ngapahin sihh.." keluh Vani tak jelas. Dengan sigap Ethan
menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La
Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan
samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Vani
yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah
pusernya. "Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan."
syukur Ethan dalam hati.
Tanpa
babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani, dan
Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani "Wah Van, memek lo udah
becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe". Vani cuma bisa
menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena
jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty.
"Thaan..than..singkirinn tangan lo doong....emh..emh.." keluh Vani
perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. "Wah,
harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe"
pikir Ethan napsu.
Cepat
Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi Vani
dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani
dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari Ethan meraup panty
mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga
masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty
Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang
semakin cepat. "Aah.. aahh...ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann
ahh..." desah Vani keenakan, karena gesekan panty tersebut
menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga
semakin konak melihat memek Vani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.
"Van,
memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan
neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe" ujar Ethan penuh nafsu. Panty
Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai menjilati
bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan panty
yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan
dipelorotkan panty-nya.
Kini
antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada
penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai
melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh
kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya,
berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. "Gila lo Than, mo
ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!" ujar
Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh
tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung
mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah
menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi
kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat
turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan
dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.
"Ouuuffhhh....eeahh...ah..ah lo apain mehmmek gue Thann.." erang Vani nyaris setengah sadar.
Rasa
gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju
bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari
lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin
Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan
ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu
malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga
desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.
" OUUHHHHG..... HMMPPHH... ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..".
Kepala
Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya
menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik
turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik
tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang
ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.
"ETHAANN...GILLAA... HOUUUHHH.. ENAAKK.... THANN...AHHH" Vani semakin keenakan.
Ethan
yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek Vani
sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir di
mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris
Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot
Vani dengan cepat. "Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang
nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget" kata
Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.
Dalam
beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang
orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang
mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok
mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa
Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh
aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung
blingsatan " Ah..ah napa brentii..." sambil tangannya mencoba mengocok
memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan
berujar "Lo mau dituntasin?". Vani merajuk "Hiyah.. Than.. gue udah
konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya". "Kalo gitu lo
nungging sekarang" kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih
lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. "Napa harus nungging
Than" Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah
memeknya sendiri. "Ayo, jangan bantah lagi" kata Ethan sambil mengangkat
pantat Vani agar segera menungging.
Vani
dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua
lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat
merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek
tembem yang nongol mesum di bawahnya.
Cepat
Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana
dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan
berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap
untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara melepas celana di
belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Ethan sudah
teracung dengan gagahnya.
"Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert" pikir Vani reflek.
"Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!" teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.
Tapi
Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga Vani
harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan
menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng,
menggesek-gesek bibir memek Vani. "Sshh...Than...mmhh.. jangan
macem-macem lo ya!" ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot
oleh Ethan.
Kedua
tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan
meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk
Vani, Ethan berkata "Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan
lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue.
Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe". Remasan & pilinan
di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani
mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk
bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani,
betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa
ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.
"Hmffh...shh...awas
lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal
gue..hmff..gue....OUUHHHHH" omongan Vani terputus lenguhannya, karena
tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Vani yang sudah
basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Ethan
yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Vani, sehingga ada
peju Vani yang muncrat keluar.
"Hah..hah...shhh...brengsek
lo Ethannn. kontol lo...kontol lo...itu mo masuk ke memek guee..."
erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan diam saja, tapi
memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2
cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa
cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju mundur perlahan,
mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya
aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan, keenakan.
"HMFPHH....HEEMMFFHH...SSHH
AAHH...Ethannn kontol lo... kontol lo... ngocokin memek
guee....hhmmmff". Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa
digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin,
jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan.
Kata
Ethan "Jadi mau lo gimana? Gue stop neh". Ethan langsung mencabut
kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani.
"Ethaan...pleasee.. kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah
ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!" rengek Vani sambil
menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar
kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.
"Hahahaha
sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo
aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol" tawa Ethan penuh kemenangan.
"Ayo buka paha lebih lebar lagi" perintah Ethan. Vani langsung
menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin
terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya
kuat-kuat ke memek Vani. Dan...BLESHH...seluruh tongkol hitam itu
ditelan oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat
tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.
"AUUGGHHHH............!!!" pekik Vani yang kaget dan kesakitan.
"Hehehe
gimana rasa kontol gue Van" kekeh Ethan yang sedang menikmati hangat
dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak tersengal-sengal
berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki
liang memeknya. "Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh
banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff"
erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya nafasnya saja yang
terdengar memburu.
Ethan
mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian
mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat.
"Hehh..heh...mmm legit banget memek lo Vannn.." desah Ethan keenakan
ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga
kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa.
Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan
seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Vani seperti
mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani sudah
tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi,
tinggal rasa konak yang dahsyat.
"UUHHHHH.....UHHH......OUUHHGGGG... ENNAAKKNYAA...".
"OH GODD..memek GUE...memek GUE.."
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
"memek GUE..GATELLL BANGETT....KENTTOOTTT GUE TTHANN...ARGGHH..."
Lenguhan
Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya.
Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin
cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol
Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya
meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan sudah
tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan menggigitnya
meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan
ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat
kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.
Bunyi
pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin
menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLAK...suara kontol yang keluar
masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan
terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit
Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa
gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang
dikocok oleh tongkol Ethan.
"GUEE
KELUAARRRR THANNN......OUUUHHHHHHHHH....AHHHHHHH..." teriak Vani
melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan
merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena
Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani
mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan
beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.
"OAHHH...OHHH....UUUHH..KOK..KOK..
KLUAR TERUSSS NIIIHHH..." erang Vani dalam klimaksnya yang berkali-kali
sekaligus. Hal ini membuat Vani berada dalam kondisi extacy dalam 30
detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari
dalam memeknya. "Gilaa..enak bener than... gue sampe keluar
berkali-kali" ujar Vani agak bergetar karena Ethan masih dengan nafsunya
mompain memek Vani. "Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Van.
Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih
kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua" kata Ethan.
Vani
hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan
dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh
Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani
diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat
memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. "Than, udahan
dulu ya. Gue lemes banget" Vani terengah-engah minta time-out. Tapi
bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek
harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek
dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan
langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung
BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.
"Hmmffpp..sshiitt.."
Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol
Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung menggenjot Vani
dengan kecepatan tinggi. SLLEPP...SLEEPP... SLLEPPP...SLEPP.... kontol
Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes dan
kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. "Oh
shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh.."
mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa
melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan,
menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. "Hehehe gue kata juga apa.
Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte" ujar Ethan sambil
terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked
Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.
"AAHH...AHH...AHH..EEMMPPHH....EKKHH...."
erang Vani yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5
menit, seluruh otot tubuh Vani sudah mengejang. Kedua tangan Vani
memeluk dan mencakar punggung Ethan kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari
mulut Vani semakin keras.
"HOUUUHH....HOOOHH....UUUGGHHH...ENNAAKKKKK..TERUS SS THANN.... GENJOTTT TERUSS.... GUE AMPIIRR NEEHHH........".
"Woe,
lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa" damprat Ethan tapi
tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek
Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang
berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang
kesekian.
"AAGGGHHHHHHHHHHHHH....................GUE KLUUAARRR ........".
Vani
merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh
tulangnya serasa diloloskan. "Hhhh.....enak bangetttttt. Lemes banget
gue" membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali si
Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi
kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas.
"Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo.
Di sini sempit banget".
Maka
Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar.
"Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?" tanya Vani lemes.
"Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri" tambah Vani. Ethan
langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil.
Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.
Posisinya
betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan
kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes menjejak tanah,
dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah sekali karena kini
dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat mereka. "Than,
balik dalam lagi aja yuk" ujar Vani sambil berupaya berdiri. Tapi dengan
kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar tetap tengkurap di kap
mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. "Kan gue udah bilang, gue
bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van" ujar Ethan yang nafsunya
makin berkobar melihat posisi Vani.
Hawa
dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi. Kedua
tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya
sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan
langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. "AHHHH..."
pekik Vani tertahan.
Kali
ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2,
bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya
sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh
tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan
badan Ethan semakin keras terdengar. "GILAA...ENAKKK BANGET NIH
memekKK....." Ethan mengerang keenakan.
Tangannya
mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak ke atas,
keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah
karena kocokan Ethan, atau karena sensasi ngentot di areal terbuka
seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Vani
berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.
"OUUHHH....HHHMMFFPPPPP....OHHH..UOOHH...ENAK..ENA K..ENAAKKK...." Vani meceracau.
Mendengar
lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi "Ooo.. lo demen ya dikentot
kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu" kata Ethan dengan nafas
memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok pantat Vani,
tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya.
Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Vani adalah juga
merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga mendatangkan sensasi baru
lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Vani makin
blingsatan dan makin heboh lenguhannya.
"GILAA LO THAN...UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH.....!
Vani
sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari
mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani
dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak
lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai
tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. "Oh shit, Ethan mo keluar.
Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah" pikir Vani
panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja
sama. Mulutnya meneriakkan "THAAN, JANGAN NGECRET
DIDALLAMM....PLEASEE!!!". Tapi Ethan yang memang sudah berniat
menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat
menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin
disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi
terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.
Maka,
ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Vani
kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani, Ethan
meraung keras. "HMMUUUUAHHHHH....AAHHHH" cairan peju hangat Ethan
menyemprot berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak
keras " OUUUAAHHHH....GUE KELUARRRRR...." dan pejunya pun ikut muncrat
lagi.
Kedua
mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang
mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari
sela-sela jepitan kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang
keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.
Ethan
puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Vani.
Apalagi si Vani ikutan keluar juga. "Komplet dah" pikir Ethan. Karena
lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap mobil.
kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Vani.
Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi
extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya.
Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini.
Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai
menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.
Ethan
yang masih menindihnya berkata "Hehehe enak kan. Gue demen banget
ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada
matinya, nyemprot peju mulu" kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam
dan ngedumel dalam hati. "Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang.
Berlebih banget nih gue bayarnya" ujar Vani ketus. "Heheh ok..ok gue
udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang" balas Ethan.
Ethan
pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai
memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Vani
masih tengkurapan aja di kap mobil. "Hei, katanya mo pulang. Kok masih
tengkurapan aja" tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger
dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa
merahnya muka Vani, karena menahan malu. "Than, bantuin gue bangun dong.
Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang
ngganjel" ujar Vani malu-malu. "Hahaha...KO juga lo ya, cewe paling
bahenol di kampus" tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah muka si
Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi.
Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi
Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran
peju.
Karena
Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan
tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk
kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi
ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata "Ini buat gue aja.
Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar
kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus". "Sial lo
Than. Ya udah, ambil dah sana" ketus Vani.
Vani
langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan
sudah sampai di depan pagar kos-kosan Vani. "Lo bisa jalan ga Van? Kalo
masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima
kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe" kata Ethan nakal. Vani
tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas
dikedua kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.
Kamar
Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup
semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani
merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga
dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi
sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru
dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani,
perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Tiba-tiba
si Mirna ketawa sinis "Napa lo Van". "Sedikit mabok Mir" jawab Vani
sekenanya. "Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya" kata Mirna nyelekit
sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa kagetnya
Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Ethan dan
pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani, sampai
lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.
PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
"Kalo
elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas
kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?" tiba-tiba Ethan nyeletuk
pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
"Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta" balas Mirna ketus.
"Nah,
berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa
saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo
masing-masing. Ga usah saling sindir" tandas Ethan.
Mirna
langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit
terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti
itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan
pamit "Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang
hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya.
kontoll gue selalu siap melayani hehe". "Enak aja. Ini pertama dan
terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo" balas Vani pedas.
Ethan
cuma tertawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya
Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar
biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang dia bakal
langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri sendiri.
Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap, tanpa
berganti pakaian.