TEMPAT DUDUK KOSONG
Seperti
biasa setiap pulang sekolah Ali langsung ngacir ke warung bakso Pak Man yang
terdapat di belakang sekolah. Warung
bakso Pak Man setiap hari rame, terutama jam pulang sekolah. Kalau tidak segera mencari tempat duduk di
dalam warung, mesti rela duduk di kursi
piunggiran got. Setelah dapat tempat duduk, Ali ke toilet sebentar karena sudah tidak tahan pengin buang air kecil.
Kemudian dia kembali ke tempat duduknya
dengan bergegas sambil membetulkan resleting celananya. Sampai di tempat
duduknya, kagetlah dia. Seorang cowok bernama Toni sudah mendudukinya.
Ali Ton .. ini tempat dudukku. Baru saja
aku ke toilet sebentar
Toni Salahmu sendiri
tempat duduk kamu tinggal tanpa apapun.
Tinggalin deh tas atau
topi kamu biar tidak diduduki orang.
Ali Sudah
aku tinggalin tadi
Toni Mana
buktinya? Aku kemari bangku ini kosong.
Ali Berdiri saja. Kutaruh permen karet tuh.
Toni Busyet!
(sambil berjingkat)
MONYET-MONYETAN
Zaman sekarang mencari pekerjaan sulit banget. Kerja
apapun dilakoni asal halal. Sudi, lulusan STM melamar ke sebuah kebun binatang.
Dia diterima bekerja sebagai monyet-monyetan. Tugas Sudi adalah menemani dan mengajak monyet
beneran menari dan bermain. Sudi
pun menjalani training selama 7 hari. Mulailah dia menjalankan tugasnya di hari
Sabtu. Al-hasil, Sudi punya banyak penggemar karena tingkah lakunya lucu, malah
lebih lucu dari monyet beneran. Pengunjung pun tiap Sabtu membludak melihat aksi kocak Sudi. Nah, saking
mendalami aktingnya sebagai monyet, Sudi tidak menyadari bahaya di sekitarnya. Masuklah
dia ke kandang singa di sebelah, yang
saat itu lupa ditutup oleh pawangnya. Sudi pun panik mencari jalan keluar. Namun malang, seekor singa dengan
mulut menganga siap menerkamnya. Sudi
bergumam, ”Habis deh riwayat gue. Apes banget jadi manusia”. Orang banyak pun berteriak-teriak
mengkhawatirkan nasib Sudi. Si Singa makin
mendekati Sudi dengan garangnya. Mulutnya semakin lebar mencaplok kepala Sudi. Saat itu pula Sudi mendengar bisikan,
“Tenang, Mas. Saya juga lulusan STM kok.
SAUDARA KORBAN
Wartawan jaman sekarang
mensi jeli, gesit dan tangkas mencari
berita. Dudu, seorang wartawan harian ibu kota hari itu bertugas mencari
berita. Dudu harus mendapatkan berita hari itu karena kalau tidak dia bakal diomeli oleh Redaktur Pelaksana-nya.
Sudah seharian Dudu mengejar berita hangat
tapi belum juga mendapatkan. Ketika tiba di suatu kerumunan, Dudu bertanya pada
seorang bapak, ” Memang ada apa sih Pak kok berjubel sekali?” Jawab bapak tersebut, ”Katanya sih ada yang
meninggal karena over dosis, Mas? ”Kebetulan! .... Ini berita sensasional. Pasti
akan dapat pujian dari Redaktur
Pelaksana karena berita orang meninggal di jalan karena overdosis itu berita langka, " pikirnya. Dudu pun mencari akal untuk bisa menyeruak di antara kerumunan manusia. Dia berteriak-teriak, ”Minggir-minggir,
saya saudara korban. Beri saya jalan.
Saya saudara korban!” Kontan, para pengerumun dengan muka terheran-heran memberikan
jalan buat Dudu. Akhirnya ..... sampailah Dudu di TKP. Kagetlah Dudu ketika melihat
korbannya, ternyata adalah seekor
kambing.
KULIAH
APA KOST
Brudin, anak lulusan SMA daerah pergi ke Jakarta
untuk melanjutkan kuliah. Orangtua Brudin dengan sangat antusias mendukung
cita-cita anaknya. Seekor sapi, harta kekayaan satu-satunya pun dijualnya.
Brudin pun berangkat ke Jakarta dengan penuh semangat.
Sampai di Jakarta Brudin
mendaftar ke sebuah universitas swasta
dan diterima. Karena tidak punya saudara di Jakarta, Brudin terpaksa kost. Suatu hari Brudin telefon kepada orangtuanya karena
uangnya sudah habis untuk membayar kuliah dan kost.
Bulan depan adalah tahun baru membayar kontrak.
Brudin Halo.Be. Babe sehat-sehat saja?
Babe Baik-baik. Gimana kabar kamu?
Brudin Baik juga, Be. Tapi, Be ..... Brudin
minta kiriman uang karena uang Brudin sudah habis buat membayar kuliah dan
membayar kost.
Babe Apa?
Brudin Uang Brudin habis untuk membayar kuliah
dan membayar kost, Be. (Brudin
menunggu jawaban Babenya karena tak juga terdengar) Kemudian suara Babenya
terdengar lagi.
Babe Brudin, uang yang Babe kasih dulu
itu untuk membayar kuliah, bukan untuk
membayar kost.
Burdin ??????? (lemes)
GARA-GARA HELM
Suatu hari ada operasi
kendaraan bermotor. Polisi
memberi peluit kepada Bedu. Tapi Bedu tidak mengindahkan peringatan polisi.
Bedu tetep cuek menyetel gas motornya dengan sangat kencang. Polisi pun mengejar Bedu dengan
sepeda motornya. Akhirnya Bedu tertangkap oleh polisi yang berjaga di depannya.
Bedu Apa salah saya, Pak. Bapak memberhentikan saya dengan paksa.
Polisi Anda tidak
mengindahkan peluit polisi agar berhenti. Ada pemeriksaan SIM.
Bedu Saya tidak mendengar polisi
membunyikan peluit, Pak.
Polisi Bohong kamu. Polisi sudah
berkali-kali membunyikan peluitnya.
Bedu Kalau begitu Bapak dong yang
salah.
Polisi Anda tidak bisa menyalahkan
polisi. Polisi tidak salah!
Bedu Lho, sampeyan itu gimana. Yang
nyuruh saya pake helm kan Pak Polisi. Karena pakai helm saya jadi tidak mendengar peluit, Pak.
Polisi ???!!!
TEMAN WAKTU KECIL
Pulang dari kantor Pak Anto
disambut denagn antusias oleh anaknya yang berusia 5 tahun.
Anak Ayah, ayah .. tadi ada tamu
mencari ayah. Dia nunggu lama sekali. Sekarang sudah pulang.
Pak Anto Dia teman Ayah di kantor atau tetangga?
Anak Katanya dia teman Ayah waktu SD.
Pak Anto Ciri-cirinya apa?
Anak Gemuk, pendek, berkumis dan
botak, Yah.
Pak Anto Ah, ... itu bukan teman Ayah. Waktu SD
teman Ayah tidak ada yang botak dan tidak ada yang berkumis. Kalau yang gemuk dan
pendek ada.
Anak Iya, Yah. Dia bilang teman ayah
waktu SD!
DUA RIBU MINTA AMAN
Pak Parman bertandang ke rumah
saudaranya naik angkot. Sampai di depan komplek, Pak Parman
terpaksa naik becak karena rumah saudaranya berada di
komplek bagian belakang.
Pak Parman Jalan Dahlia 2 berapa, Pak.
Abang Becak Lima ribu
rupiah saja, Pak.
Pak Parman Dua ribu saja ya, Pak. Dekat ini.
Karena dari pagi tidak ada sewa, terpaksalah Abang
becak mau mengantarkan Pak Parman. Abang
becak melarikan becaknya dengan
ngebut. Polisi tidur dihantamnya,lubang-lubang di jalan diterjangnya. Pak
Parman pun komplain.
Pak Parman Bang, hati-hati dong. Saya ini manusia, bukan
barang. Yang aman, tauk!
Abang Becak (menjawab dengan tenangnya) Pak, Pak ..
sampeyan cuma membayar dua ribu saja kok
minta aman. Kalau lima ribu ya aman.
Pak Parman Stop, stop! . Saya jalan kaki saja!
DAPAT 100
Doni, pulang sekolah
langsung menghampiri Mamanya yang sedang menggoreng singkong di dapur.
Doni Mama
... Mama .. ketiga ulangan Doni dapat
100.
Mama (tanpa menoleh) Na .. gitu dong. Itu
baru anak keturunan Mama. Kamu pinter, Nak.
Doni Tapi, Ma ...
Mama (masih belum menoleh) Tapi apa?
Nggak usah khawatir. Mama tahu kok. Kamu pasti minta dibelikan mobil-mobilan
baru kan? Habis masak ya, Nak.
Doni Tapi, Ma .. (bernada ketakutan)
.... Yang 100 jumlahnya.
Mama Maksudmu?
Doni Matematika 30, Bahasa Indonesia
30, Agama 40, Ma
Mama Huh! (melotot)
PINDAH DOKTER
Seorang istri mengeluh
melulu soal penyakitnya yang tak kunjung sembuh.
Istri Pa, kepala saya pusing terus,
perut mual mulu, jantung berdebar-debar, makan pun tidak enak. Sakit apa ya,
Pa. Sudah minum obat nggak sembuh juga.
Suami Ke dokter saja deh, Ma. Takut kalau ada apa-apa.
Mereka berdua kemudian ke dokter spesialis. Ketika istri diperiksa, sang suami
menunggu di luar dengan perasaan was-was karena periksanya cukup lama. Ketika
istri keluar dari kamar praktek dokter,
si suami langsung bertanya,
Suami Sakit apa, Ma. Kok periksanya lama
banget.
Istri Ditanya dokter macam-macam, Pa.
Suami Trus, kata dokter Mama sakit apa? (
panik)
Istri Nggak ada penyakitnya, Pa.
Dokter bilang Mama stres. Mama harus refreshing yang happy-happy, seperti ke
Disney Land, Singapura, Italia, Paris. Pokoknya yang seneng-seneng deh, Pa.
Kita enaknya pergi ke mana ya?
Suami (berpikir sejenak) ... Pindah
dokter aja deh, Ma.
Istri ?????
MANCING SENDIRI
Abu sudah bertahun-tahun
jualan ikan di pasar besar di kotanya. Pelanggan Abu cukup banyak karena ikan
jualan Abu selalu segar, harganya pun miring dibandingkan dengan penjual ikan yang lain. Suatu
hari Abu kedatangan pembeli baru.
Pembeli Ikan
emas sekilo berapa, Pak?
Abu Rp. 20.000,- saja, Bu.
Pembeli Lho,
kok mahal, Pak. Bukannya harga ikan sudah turun.
Abu (dengan nada cuek) Bu, Bu .. kalau
ingin yang lebih murah, mancing saja
sendiri di laut.
Pembeli Gitu saja marah (ngedumel sambil
ngeloyor pergi)
ARTI I LOVE YOU
=======================================
Seorang perjaka dari desa berwajah jauh di bawah pas-pasan
ingin sekali mendengarkan kata cinta keluar dari mulut seorang gadis.
Seorang temannya memberi saran agar menanyakan arti I love you kepada gadis cantik yang diinginkannya. Pasti si Gadis akan membalas cintanya. Karena sudah saking ngebetnya ingin bercinta, si Perjaka menanyakan arti I love you kepada setiap gadis yang dianggapnya cantik.
Perjaka Neng, Neng .. kamu tahu tidak artinya I love you?
Gadis 1 Ha? Apa? Berani-beraninya kamu tanya begitu, ya. Ngaca dong!
Ditolak gadis 1, perjaka itu memburu gadis ke 2.
Perjaka Dek, Dek .. apa Adek tahu artinya I love you.
Gadis 2 (sambil melotot) Tanya saja sama Emak loe biar dicariin jodoh!
Dicaci maki gadis ke 2, si Perjaka memburu gadis ke 3. Kali ini si Perjaka yakin pertanyaan ke 3 pasti dijawab. Dia pun melontarkan rayuannya.
Perjaka Hai ... Dinda, Bidadariku, Manisku. Dinda pasti tahu arti I love you. Kasih tahu Abang dong, Sayang.
Gadis 3
Apa? Bidadari, Manis, Sayang? Sejak kapan loe jadi pacar gue! Ngaco!
Lihat Internet sana! Nggak pernah Internet-an ya? Ndeso!
Walaupun sudah 3 kali ditolak tapi si Perjaka masih semangat karena saking penginnya bercinta.
Perjaka Jeng, Jeng .. pasti tahu artinya I love you kan? Kasih tahu Kakanda dong.
Gadis 4 Apa? Dengerin ya! Kalau saya jawab, saya bisa pingsan, tauk!
Perjaka (sudah mulai loyo) Cantik-cantik kok pada bego semua ya?
==============================
CUCIAN TETANGGA
Sepasang pengantin muda yang baru saja menikah menempati sebuah rumah
petak. Setiap pagi sang Istri menengok halaman tetangga yang bersebelahan dengan halaman samping rumahnya.
Istri Bang, Bang ... lihat deh. Cucian tetangga kurang bersih tuh. Mungkin dia tidak merendamnya dulu.
Suami (tidak berkomentar)
Di hari kedua, sang Istri kembali melongok cucian tetangganya lewat jendela yang sama.
Istri Bang, bang sini deh .. cuciannya masih kotor. Apa air di sini tidak bagus ya? Wah ... airnya nggak bisa dibuat minum dong.
Suami (kali ini tersenyum kecil)
Besok paginya, kembali si Istri berkomentar. Kali ini komentarnya positif.
Istri Bang, Bang ... tetangga kita sudah pintar. Cuciannya bersih. Dia beli mesin cuci baru ‘kali.
Suami Iya, kamu yang bego. Tadi aku bangun pagi membersihkan kaca jendelamu yang kotor.
Istri Jadi, jadi ...
======================================
PUTUS CINTA, GRAK!
Seorang Komandan pasukan yang sangat galak bertengkar dengan pacarnya.
Pacar
Bang, saya sudah tidak tahan pacaran dengan Abang. Abang pergi melulu.
Ninggalin saya melulu. Abang lebih mementingkan tugas daripada saya.
Komandan (tanpa pikir panjang, langsung memvonis) Ya sudah. Kalau kamu tidak mau ngerti kerjaan saya. Berhenti sampai di sini saja. Putus.
Sang komandan lalu pergi ke barak untuk memimpin pasukannya, latihan baris-berbaris.
Komandan Siaaaap Grak!, Jalan ditempat, Grak! Majuuuuu jalan!
Semua prajurit berbaris dan berjalan dengan rapi. Mereka
takut salah karena Pak Komandan galak sekali. Ketika saatnya berhenti,
Pak Komandan memberikan aba-aba dengan sangat lantang,
Komandan Berhenti! Sampai di sini. Putus. Grak!
Pasukan Grak! Komandan sudah gila kali, ya!
JADI SOPIR ANGKOT
Suatu hari, Parno mengunjungi teman lamanya,
Parjo. Ketika mereka mengobrol, anak Parjo mendampingi ayahnya. Dengan
bangga Parjo menceritakan kepintaran anaknya yang masih berusia 5 tahun.
Parjo Anak saya ini pinternya bukan main. Kalau besar dia pasti punya bakat luar biasa.
Parno Memangnya dia punya kebaiasaan apa, Jo.
Parjo Setiap hari aku heran melihat kebiasaannya. Kalau ada piring langsung diambil dan diputar-putarnya. Kalu melihat penggorengan langsung disabet dan dimainkannya.
Parno Wah hebat dong. Kalau besar nanti mau jadi pemain band ya?
Anak (langsung menyahut) Tidak. Aku mau jadi sopir angkot!
Parjo Hah?!
KEDUA DAUN TELINGA TERBAKAR
Oon pergi ke dokter karena kedua telinganya mengelupas terbakar kena benda
panas.
Dokter Apa yang terjadi pada telinga, Bapak? Sampai mengelupas kulitnya? Bapak bisa ceritakan kejadiannya?
Oon Begini Dokter, akhir-akhir ini istri saya ngomel terus. Dia minta uang bulanan ditambah. Padahal saya cuma seorang buruh kecil. Pusing saya, Dokter. Pusiiiing.
Dokter Lho, apa hubungannya dengan telinga Bapak yang terbakar?
Oon Iya Dok, waktu itu teman saya telpon. Saya lagi menyeterika. Karena masih bingung, saya tempelkan setrika itu ke telinga saya, Dok.
Dokter Ooooo .. begitu. Telinga yang satu kenapa bisa terbakar juga?
Oon Teman saya itu telpon lagi, Dok. Lalu saya tempelkan lagi setrikaan di telinga saya yang satunya.
Dokter Bapak pindah ke Psikiater di ruang sebelah ya.
=======================================
SANGAT RAHASIA
Seperti biasa Brudin lebih suka duduk di bangku depan di kelasnya. Hari
itu sedang UAS. Guru pengawas galak banget sehingga membuat Brudin tidak berani
menengok ke kiri maupun ke kanan. Ketika amplop yang berisi soal ulangan dibagikan,
semua anak membuka amplop itu lalu mengerjakan soal-soal yang ada di dalamnya,
kecuali Brudin. Selama 10 menit Brudin hanya bisa memandangi amplop di depannya,
hingga seorang pengawas mendekatinya.
Pengawas Mengapa kamu tidak juga mengerjakan soal? Kamu kehilangan waktu 10 menit.
Brudin Lho, memangnya amplopnya boleh dibuka, Pak.
Pengawas Ya boleh. Mengapa kamu datang ke sekolah kalau tidak mengerjakan soal.
Brudin Ada tulisannya SANGAT RAHASIA, Pak. Saya tidak berani membukanya.
Pengawas Brudin, Brudin ... Membuka amplop saja tidak bisa, apalagi mengerjakan soalnya. Cepat buka dan kerjakan!
Brudin (dengan polosnya) Begitu ya, Pak.
=================================
GARA-GARA IKLAN
Badrun yang masih bersusia 8 tahun pergi ke warung kelontong sebelah rumah
bersama adiknya untuk membeli pembalut wanita.
Penjual Kalian anak manis-manis. Mau membantu ibu. Pasti ibumu senang punya anak seperti kalian. Beli pembalut buat ibu ya?
Badrun Tidak, Bu.
Penjual Oooo .. pasti buat kakakmu ya. Kakak perutnya lagi sakit?
Badrun Tidak Bu, Kakak tidak sakit kok.
Penjual Lho, kalau begitu pembalutnya buat siapa?
Brudin Buat adik saya ini, Bu (sambil menunjuk kepada adiknya)
Penjual Lho, adikmu laki-laki. Masih kecil pula. Memangnya buat apa?
Brudin Biar bisa naik sepeda, Bu.
Penjual Lho?
Brudin
Kata di tivi, kalau memakai pembalut bisa berenang dan bersepeda, Bu.
Saya ada pe-er. Jadi tidak bisa mengajari adik saya naik sepeda, Bu.
Penjual Diberi tidak ya? (membatin)
JANGAN LUPA AIR MINUM
Charles, seorang anak kali-laki yang amat bandel, susah sekali disuruh tidur. Maunya main melulu. Karena pusing, ibunya memberi ultimátum saat jam tidur.
Ibu Charles, hari sudah malam. Kamu harus tidur dan tidak boleh keluar kamar. Ibu akan cubit pantatmu kalau kamu berani keluar kamar.
Selama 10 menit di kamar, Charles
tidak bisa tidur. Karena tidak berani keluar kamar, Charles berteriak
memanggil ibunya.
Charles Ibu, ibuuuu.
Ibu Ada apa lagi?
Charles Haus, Bu. Charles haus.
Ibu Tidak boleh minum, ini saatnya tidur. Kebanyakan minum nanti kamu ngompol. Ibu cubit pantatmu kalau kamu masih belum tidur.
Lima menit berlalu, Charles masih tidak bisa tidur. Dia berteriak lagi.
Charles Ibu, ibu .....
Ibu Kamu mau pantatmu Ibu cubit.
Charles Mau, Buuuu! Kalau Ibu masuk ke kamarku bawakan juga air minum ya.
Ibu Huh!
===================================
UNIVERSITAS IDAMAN
Dengan bangga Janko mempromosikan Universitasnya kepada anak-anak SMA yang baru lulus.
Janko
Universitas kami adalah sekolah idaman. Luasnya hampir setengah kota
Bandung. Semua ruangan berAC. Di tengah kampus ada air mancur yang bisa
menari. Ada air terjun setinggi 5 meter dengan taman di sekelilingnya.
Ada sungai dengan air yang sangat jernih mengalir di pinggir kampus.
Anak-anak Wah .. hebat ya ….
Janko Itu belum. Gedung
balairungnya bertingkat 25 dengan lift yang supercepat. Dosennya
diambil dari Amerika. Masing-masing mahasiswa mendapatkan lap top.
Anak-anak Wah .. hebat sekali. Kami masuk ke universitas Anda saja. Apa ya nama universitasnya.
Janko Masih dalam rencana. Baru digambar tahun depan.
Anak-Anak @#$!%&
===================================
MATA UANG NEGARA ASING
Seperti biasa, sambil menunggu lonceng pulang sekolah berbunyi, pak Guru Wali
Kelas 5 sebuah Sekolah Dasar memberikan pertanyaan seputar pengetahuan umum kepada murid-muridnya.
Pak Guru Siapa yang tahu mata uang Amerika?
Dorkas Dolar, Pak! (dengan cepat menjawab)
Pak Guru Bagus. Pertanyan kedua. Apa mata uang Spanyol, Perancis, Inggris dan Belanda.
Bejo Bachdim mengangkat tangan tinggi-tinggi. Pertanda yakin bisa menjawab pertanyaan Pak Guru.
Bejo Bachdim Mata uang Spanyol, Perancis, Inggris dan Belanda adalah Real Madrid, Lion, Chelsea dan Ajax, Pak!
Pak Guru Bagus, bagus. Sekarang kamu segera keluar kelas dan basuh mukamu.
Bejo BachdimBaik, Pak (dengan antusias)
Pak Guru ???? (heran)
Sampai di luar kelas Bejo Bachdim malah nonton pertandingan sepakbola
antar kampung di lapangan yang terletak di belakang toilet sekolah.
SEKOLAH PALING KEREN
Tiga pelajar sedang asyik mengobrol. Mereka memamerkan fasilitas yang ada di sekolahnya masing-masing.
Pelajar 1
Sekolahku adalah sekolah paling keren di kota ini. Ada kolam renang,
ada lapangan tennis, ada lapangan bola basket. Nggak rugi deh sekolah di
sekolahanku.
Pelajar 2
Sekolahku lebih keren, Bro. Kolam renangnya ada 2, ada lapangan
sepakbolanya juga. Kamu pindah ke sekolahku aja deh. Entar kita bisa
main bola bareng.
Pelajar 3
Yaaa .. sekolah kalian nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan
sekolahku. Di sekolahku ada semua sarana olahraga. Kolam renang, tennis,
bulu tangkis, sepak bola, sepak takraw, semua cabang olahraga deh.
Kalian berdua pindah saja ke sekolahku.
Pelajar 1 & 2 Memang sekolahmu di mana, Bro?
Pelajar 3 Di belakang Gelora Bung Karno.
Pelajar 1 & 2 Jayus, ah!
JUJUR DAN BENAR
Bu Joko heran melihat anaknya sudah pulang, padahal hari masih pagi.
Bu Joko Nak, kok tumben kamu pulang secepat ini. Ada rapat guru-guru ya?
Joko Tidak Bu. Karena aku tadi aku sudah menjawab pertanyaan Ibu Guru dengan jujur dan benar. Makanya dipulangkan.
Bu Joko Lho, menyawab pertanyaan dengan baik kok malah dipulangkan sih, Nak.
Dodi ¿???##@@
Bu Joko Mermangnya Ibu Guru bertanya apa?
Joko Ibu Guru bertanya, “Siapa yang melempar kapur ke Bu Guru!”
Bu Joko ¡!!!!!!!!!!!!
SUDAH DIGUSUR
Faisal adalah murid yang cerdas, kritis dan bandel. Ketika pelajaran
prakarya Pak Guru memberikan triplek lepada semua muridnya untuk diisi
dengan karya masing-masing. Faisal menyelesaikannya dengan cepat. Dia
menyerahkan tugasnya kepada Pak Guru.
Pak Guru Lho kok kamu sudah menyerahkan pekerjaan. Cepat sekali. Pekerjaan apa, ini?
Faisal Sebuah perkampungan kumuh, Pak.
Pak Guru Mana rumahnya. Kosong begini. Cuma triplek doang.
Faisal Iya, Pak. Tadi pagi saya baca koran katanya perkampungannya kena gusur. Jadi tinggal tanahnya doang.
Pak Guru !!!! .... Kembali ke tempat dan kerjakan lagi!
Faisal Oke, Pak!
MENGHAFAL PANCASILA
Ramot adalah Ketua Kelas kelas 5 di sebuah Sekolah Dasar. Dia sangat
percaya diri dan disenangi teman-temannya. Suatu hari di kelasnya ada
pelajaran PPKN, semua murid maju ke depan untuk menghafalkan Pancasila.
Pak Guru Bejo, kamu maju ke depan. Sebutkan lima sila dalam Pancasila
Bejo
(maju ke depan kelas) Bejo mengucapkan Pancasila dengan gaya kalem.
Maklum dia orang Jawa. Jadi pembawakannya tenang. Tepuk tangan dari
murid-murid tidak begitu meriah.
Pak Guru Sekarang giliran kamu, Dullah.
Dullah
Baik, Pak. (Dullah maju ke depan kelas. Dia mengucapkan Pancasila
dengan terbata-bata karena belum hafal benar. Yang tepuk tangan hanya
teman sebangkunya saja)
Pak Guru Giliran kamu Ramot. Kamu harus lancar dan benar ya! Jangan mau kalah dengan dua orang temanmu!
Ramot
Baik, Pak. (Ramot maju ke depan kelas dengan sangat pede disertai tepuk
tangan meriah teman-temannya, terutama cewek-cewek. Dengan lancar
Ramot mengucapkan Pancasila dengan suara yang menggelegar. Tepuk tangan
makin meriah. Kali ini semua teman satu kelas memberikan dukungan
padanya. Namun, karena tepuk tangan begitu gencar, sampai kalimat
terakhir di sila ke 3 .. tiba-tiba pikiran Ramot blank. Ramot lupa sila
selanjutnya karena larut dalam kegembiraan)
Murid-murid Terus, terus ...
Ramot (masih dengan gaya santai) ... Sila ke ke 4 dan sila ke 5 masih seperti biasa. Tidak ada perubahan. (Lalu dengan santai dia kembali ke bangkunya)
Pak Guru ??????
Murid-murid Huuuuu ..........
CITA-CITA MULIA
Bu Guru sebuah Sekolah Dasar sedang memberikan tugas menggambar kepada murid muridnya tentang cita-cita mereka.
Nanto
menggambar sebuah papal layar besar karena dia bercita-cita menjadi
pelaut. David menggambar pesawat terbang karena dia ingin jadi pilot.
Sudin menggambar keranjang penuh dengan telur karena dia ingin menjadi
pedagang telur seperti ayahnya. Novi menggambar suster yang sedang
menggendong bayi karena dia ingin menjadi suster seperti suster yang
mengasuh adiknya. Sedangkan Sasa mengambar
seorang dokter legkap dengan stetoskop di lehernya. Murid paling cantik
di kelas ini bercita-cita ingin menjadi dokter seperti ibunya. Ketika
tiba saatnya menyerahkan tugas, Bu Guru heran dengan gambar yang dibuat
Harry.
Bu Guru Harry, kalau besar nanti kamu ingin jadi apa? Kamu menggambar sepasang pengantin?
Harry Iya, Bu Guru. Cita-cita saya ingin menikah dengan Sasa dan punya anak.
Bu Guru Harry-Harry .. kamu suka nonton sinetron ya?
DIHUKUM KARENA BUANG ANGIN
Malam hari Ucok makan nasi goreng pete dengan pete yang kelewat banyak.
Besoknya, ketika di kelas, perut Ucok sakit. Dia sering buang angin
yang membuat kelas menjadi sangat tidak nyaman karena baunya
memusingkan kepala. Ucok kedapatan sebagai pelakunya. Pak Guru pun
memerintahkan Ucok keluar ruangan. Sementara teman-teman sekelasnya
sibuk menutupi hidungnya, Ucok dengan santai keluar ruangan sambil
tersenyum lepas. Di luar kelas Ucok menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Saat itu Kepala Sekolah lewat.
Kepala Sekolah Ucok, jam pelajaran kok kamu malah ada di luar.
Ucok Iya, Pak. Pak Guru menyuruh saya keluar.
Kepala Sekolah Tapi kenapa kamu malah tersenyum gembira
Ucok Jelas lah Pak. Saya bebas.
Kepala Sekolah Bebas apa?
Ucok
Bebas dari udara bau, Pak. Kelas saya bau karena saya buang angin
terus-terusan. Bu Guru menyuruh saya keluar. Saya yang buang angin bisa
menghirup udara segar. Sedangkan teman-teman terjebak dengan angin bau
dari saya, Pak.
Kepala Sekolah Awas ya. Jangan buang angin di depan saya! (sambil ngeloyor pergi)
SATE GULE KAMBING
Ipin yang terkenal pelit di kampugnya membuka warung sate dan gule Madura.
Suatu hari Ipin dikomplain pembelinya.
Pembeli Pak. Gimana nih. Gule kok dagingnya cuma sedikit. Banyak tulangnya.
Tambah dagingnya dong, Pak.
Ipin Sampeyan nih gimana. Sudah untung dapat dagingnya.
Pembeli Untung gimana. Ini mah bukan gule daging kambing, tapi gule tulang.
Nambah dagingnya lagi.
Ipin Nggak ada lagi, Pak. Dagingnya sudah dibuat sate!
Pembeli Ya sudah. Nggak mau bayar!
POLISI TIDUR
Pak Somad bercita-cita ingin satu-satunya anak laki-lakin, yaitu Sudin, menjadi polisi. Suatu hari
Pak Somad membicarakannya dengan Sudin.
Pak Somad Din, kalau kamu besar nanti Bapak ingin kamu menjadi polisi. Seragamnya keren, Nak.
Sudin Nggak mau jadi polisi, Pak.
Pak Somad Lho, kenapa? Polisi punya tugas mulia melindungi warga yang kesulitan.
Sudin Apaan. Polisi itu malah menyusahkan, Pak.
Pak Somad Menyusahkan gimana.
Sudin Lihat saja. Polisi tidur itu menyusahkan saya naik motor. Tidur saja menyusahkan, apalagi bangun.
Pak Somad Din, Din ... payah kamu!
GOPEK VS TING TONG
Suatu hari seorang Madura belanja kloset di sebuah toko bangunan milik orang Cina.
Somad Kloset ini harganya berapa, Koh?
Penjual Gopek, Cak
Somad (Somad tidak tahu gopek itu berapa. Tapi dia gengsi buat bertanya) Kok mahal amat.
Penjual Gopek sudah murah, Cak. Di toko lain gopek ji go
Somad (Tambah bingung saja. Tapi gengsi buat bertanya. Padahal Somad ingin menawar)
Penjual Jadi beli, Cak?
Somad Ting tong saja ya!
Penjual Apaan ting tong. Nggak ngerti, ah.
Somad Kalo gopek berapa?
Penjual Gopek itu lima ratus. Jadi harganya lima ratus ribu.
Somad Ting tong itu tiga ratus lima puluh.
Penjual Ji go lagi deh?
Somad /?????
DAGING DAN OTAK
Seorang penjual daging sudah biasa memasarkan dagangannya dengan berteriak-teriak. Pagi itu Bu
Ipoh masih tidur karena semalam tidak bisa tidur akibat giginya sakit.
Penjual Daging, dagiiiing .. daging saya empuk .. anak buat rawon, empal .. soto ... dagiiiing dagiiing .....
Bu Ipoh (keluar kamar langsung mencak-mencak) Hey .. Bang Danging. Masih pagi teriak daging, daging. Kamu nih nggak punya otak ya.
Penjual Maaf Bu, otak lagi nggak bawa. Adanya daging. Dagiiing, daging. Daging empuk, daging empuk. Dagiiiing!
Bu Ipoh Hooeee... !...
sumber : http://www.teenage-corner.com/