Aku Dientot Dokter Kandungan
Aku Dientot Dokter Kandungan
| Aku bingung melihat ranjang tersebut karena panjang ranjang tersebut
tidak sepanjang ranjang-ranjang yang biasa ada ditempat-tempat praktek
dokter, panjang ranjang ini hanya sampai sebatas pantatnya saja,
sehingga kedua kakinya terjuntai kebawah, Akupun melihat adanya keanehan
dengan ranjang ini, dimana disamping kiri dan kanan kedua kakinya ada
bantalan cekung dan letaknya lebih tinggi dari ranjangnya.
Setelah
selesaimempersiapkan peralatannya, sang dokter menghampiri ranjang
tersebut, melihat posisi rebahan Aku diatas ranjang, dokter itupun
tersenyum simpul,
“Ibu, baru pertama kali yach datang kedokter kandungan??,” tanya sidokter tersenyum.
Tanpa
menunggu jawaban Aku, sang dokterpun mulai mengangkat kaki Aku satu
persatu dan menempatkan dibantalan cekung yang berada disamping kiri
kanan kaki Aku itu, perbuatan sidokter membuat Aku terhenyak, Aku tahu
dengan posisinya dimana kedua kakinya terangkat dan terbuka lebar ini,
kemaluannya akan Nampak jelas didepan sidokter, mukanyapun menjadi merah
karena menahan malu, melihat Aku yang tersipu-sipu malu dan wajahnya
menjadi merah, sidokter hanya tersimpul dan diapun merasa yakin sekali
bahwa ini adalah kunjungan yang pertama Aku ke dokter kandungan.
“Maaf, yach, Bu,” sidokter berkata saat jari jemarinya mulai menyentuh bibir vag|na Aku.
“Hhmmmhh….,”
Aku hanya bisa mengangguk, karena menahan malu dan perasaan yang aneh
saat jari-jari sidokter menyentuh bibir vaginanya.
Kedua
jari tangan kiri sidokter mencoba untuk sedikit membuka lubang vag|na
Aku dari sebelah atas, sehingga kelentit Aku tersentuh oleh telapak
tangan sidokter, sementara tangan kanan sidokter mencoba untuk
memasukkan peralatan hampir seperti corong, agak lumayan lama sidokter
berkutat untuk memasukkan alat itu kelubang vag|na Aku, sementara Aku
merasakan geli yang aneh dan nikmat saat kelentitnya tergesek-gesek oleh
tangan sidokter, akibatnya gelora birahi Aku mulai bangkit, memeknya
mulai basah.
“Ouugghhh…..ssshhhh,”
Aku menjerit lirih saat merasakan alat yang seperti corong berdiameter
3cm terbenam di dalam lubang senggamanya, pantatnya terangkat sedikit,
kedua tangannya mencengkram pinggiran ranjang dengan erat.
“Maaf..bu.!! sakit…!! Tahan sebentar yach, saya akan mulai memasang spiralnya,” kata sidokter.
Si
dokter merasa heran dengan kondisi lubang vag|na Aku yang masih sempit
ini, dalam hatinya ia berkata, “gila nich ibu, udah keluar satu anak,
tapi masih sempit begini, sepertinya juga jarang dipakai oleh
suaminya,”, sambil tangannya memijat-mijat pelan kedua belah bibir
vag|na Aku dengan tujuan untuk membuat rileks otot-otot vag|na Aku, saat
ia sedang memijat-mijat itu dari corong kacanya itu ia melihat lubang
vag|na Aku yang berwarna merah muda itu berkedut-kedut, belum pernah
selama ia praktek melhat kejadian ini, karena sudah berpengalaman ia
mengetahui bahwa tebakannya itu betul, memek Aku jarang dipakai oleh
suaminya, karena hanya dengan alat yang teronggok diam saja memek Aku
sudah basah.
“Hhhhmmmm…sssshhhh….hhhmmmm…..ssshhhh..”
Aku merintih lirih menikmati pijatan-pijatan lembut dibibir vaginanya
dan merasakan sumpalan alat dilubang senggamanya.
Mendengar
lirihan Aku, sidokter semakin yakin dengan tebakannya itu, dalam
hatinya membatin,”kalau kuentot mau tidak yach ini ibu???, atau malah
nanti dia marah??..”
Setelah
melihat cengkraman dinding vag|na Aku dialatnya mulai mengendur,
sidokterpun mulai mengambil spiral berbentuk T dan penjepitnya, lalu
melalui corong tadi ia mulai memasukkan spiral tersebut menggunakan
penjepit, karena corong itu terbuat dari kaca ia bisa melihat keadaan
didalam lubang vag|na Aku, setelah tepat disasaran, iapun sedikit
menekan penjepitnya kemudian ia melepaskan jepitan di spiral tersebut
dan menarik keluar jepitannya, sambil memegangi kedua bibir vag|na Aku,
sidokter memastikan spiral tersebut terpasang dengan benar, kemudian
dengan perlahan-lahan corong itu ia tarik keluar dari lubang vag|na Aku,
gesekan yang ditimbulkannya membuat Aku mengerang lirih.
Setelah
terlepas, sidokter kembali memijat-mijat vag|na Aku, sebetulnya
pijatan-pijatan itu tidak perlu dilakukan, dan belum pernah ia lakukan
selama ia praktek, saat ini ia lakukan karena ia terangsang dengan
bentuk vag|na Aku, dalam hatinya ia juga merasa heran kenapa saat ini ia
terangsang ingin melakukan persetubuhan dengan pasiennya. Aku sendiri
yang dari tadi birahinya sudah bergejolak, merasakan pijatan-pijatan
lembut yang saat ini sedang dilakukan oleh sang dokter semakin membuat
birahinya membara, erangan-erangannya semakin sering terdengar,
tubuhnyapun menggelinjang-gelinjang karena geli dan nikmat.
“Oh..baru
pijatan tangannya saja sudah membuatku melayang-layang, apalagi kalau
dia sodok aku dengan kontolnya, Oh gila betul rangsangan ini,” Aku
berkata dalam hatinya.
Tangan
Aku yang tadi sedang mencengkram ranjang mulai beralih kepayudaranya
sendiri, dari balik jubahnya iapun mulai meremas-remas kedua bukit
kembarnya, merasa kurang puas karena terhalang oleh BH dan jubah yang
masih menutupi tubuhnya, Aku kemudian melucuti semuanya sehingga
sekarang Aku telanjang bulat didepan sang dokter, tangannya kembali
meremas-remas kedua bukit kembarnya itu, mulutnya mendesis-desis
menandakan Aku sedang menikmati semua itu.
Sang
Dokter yang melihat aksi Aku melucuti jubah dan Bhnya serta aksi
remasan tangan Aku dikedua bukit kembarnya itu tersenyum simpul,
“nampaknya ia mulai terangsang dengan pijatan-pijatanku,”, lalu tanpa
menghentikan pijatannya, ia pun mulai menciumi kelentit Aku yang mulai
terlihat dan mengeras, tidak hanya diciumi saja, tapi ia jilati dan
hisap-hisap kelentit Aku yang membuat Aku semakin menggelinjang
merasakan kenikmatan permainan lidah sidokter, aksi sidokter semakin
menggila, jari tengah salah satu tangan yang sedang memijat-mijat itu
mulai menerobos lubang kenikmatan Aku, dengan gerakan perlahan-lahan
sidokter mulai mengeluar-masukkan jari tangannya itu, akibatnya lubang
vag|na Aku semakin basah, erangan-erangan Akupun semakin sering
terdengar. Pantatnya semakin sering terangkat seolah menyambut sodokan
jari tangan sidokter, kepalanya bergoyang kekiri kekanan, tubuhnya
kadang-kadang melenting, Aku betul-betul menikmati serangan-serangan
sang dokter dikemaluannya.
“Ouughhhh….dddoookkk….eenaaaakkk…aakhhuuu…mau..kel luaarr…ssshhh…aagghhhh..”Aku merintih-rintih kenikmatan.
Ssssrr……ssssrrrr….ssssrrrr…… memek Aku memuntahkan lahar kenikmatannya.
Tubuh Aku mengejang, sang dokter merasakan hangatnya air kenikmatan Aku yang membasahi jari tangannya.
“Enak, Bu!!,” tanya sidokter.
“Iyaachh…”Aku
menjawab dengan nafas yang masih tersengal-sengal, matanya terpejam
menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rengkuh.
Tanpa
buang waktu lebih lama lagi, sang dokterpun mulai melucuti seluruh
pakaiannya, sehingga sekarang iapun telanjang bulat, Nampak kontolnya
sudah berdiri dengan tegak, ukurannya lumayan besar dan panjang, diapun
mulai mengelus-eluskan kontolnya dibibir vag|na Aku, membuat Aku
menggelinjang, dengan pelan-pelan sang dokterpun menyelipkan kepala
kontolnya di lubang memek Aku, setelah merasa tepat disasaran sang
dokterpun mulai melesakkan kontolnya kedalam lubang memek Aku, setahap
demi setahap.
Sleeepp….bleeessss….bleessss…..
jalantol
sang dokter mulai terbenam seluruhnya dalam lubang kemaluan Aku, Aku
yang merasakan jalantol dokter itu mulai memasuki lubang senggamanya,
mendesis lirih. Hatinya membatin,”lumayan besar juga kontolnya, tapi
tidak sebesar punyanya pak Sugito”.
“Ssshhh….aaaaghhhh..dook…kontolmu besar juga…. sssshhhh….puaskan aku dengan kontolmu ssshhhh…”desis Aku.
Dengan
perlahan-lahan Sang dokter mulai mengeluar-masukkan kontolnya didalam
lubang senggama Aku, kedua tangannya berpegangan dipaha Aku, lama-lama
gerakan maju-mundur sang dokter semakin cepat, keringatpun mulai
mengalir dikedua tubuh mereka, udara dingin didalam ruangan praktek
karena AC tidak menghalangi keluarnya keringat mereka. Erangan Aku dan
sang dokter semakin terdengar, lenguhan-lenguhan nikmat keluar dari
kedua mulut mereka.
“Ouughhh…dookkk…teeruusss…ssooddokkk
.memekkuuuu…dengaaannn kkonttolmu..ituuu… aaaggghhhh…” Aku mengerang
kenikmatan menikmati sodokan jalantol sang dokter di lubang senggamanya.
“Hhhhmmmm…aaaaghhh…memekmuuu…benaaarr-benaar..sseeemmpitt
enaaakkk… oouughhh … koontooolllkuuu…teerjeppiitt…bbeetulll… “ Sang
Dokterpun melenguh keenakan merasakan jepitan dinding vag|na Aku
dibatang kontolnya..
“Teekkaaannn…lebih
daaalllaamm…dookk.. yaaahh..begituu..ssshhhhh…oouughhh…,” rintih Aku
meminta sang dokter untuk menekan lebih dalam, yang dituruti oleh sang
dokter, dengan hentakan-hentakan yang lebih dalam, hingga kontolnya
terbenam sampai pangkalnya saat sang dokter mendorong masuk kontolnya.
Tak
lama kemudian nampak gerakan sang dokter bertambah cepat dan mulai tak
beraturan, sementara itu tubuh Akupun semakin sering terlihat melenting
dan pantatnya semakin sering terangkat berbarengan dengan sodokan
jalantol sang dokter, lenguhan dan erangan mereka bertambah kencang
terdengar dan saling bersahutan, nampaknya kedua insan ini akan
merengkuh puncak kenikmatan persetubuhan mereka.
“Ouughhh…doookkk…aaaakkkkuuu…kkeeelluuarrr,” Aku mengerang tubuhnya melenting.
“Akkkhhuuu…juuggaaa…mmaaauuu….ooouugghhhh..”
sang dokterpun melenguh, dan menekan dalam-dalam kontolnya didalam
lubang senggama Aku, lalu terdiam.
Creeetttt…..ssssrrrr…..ccrreeeettt…..ssssrrrr…..
Kedua
kemaluan mereka akhirnya memuntahkan lahar kenikmatan berbarengan, sand
dokter merasakan batang kontolnya tersiram oleh hangatnya lend*r
kenikmatan Aku dan ia juga merasakan dinding vag|na Aku berkedut-kedut
meremas-remas batang kontolnya, Aku sendiri merasakan dinding rahimnya
tersemprot oleh cairan hangat sperma sang dokter dan Aku sendiri
merasakan pada dinding vaginanya batang jalantol sang dokter
berdenyut-denyut.
Kemudian
sang dokter mencabut batang kontolnya dari jepitan vag|na Aku setelah
ia merasakan remasan-remasan dinding vag|na Aku berhenti dan kontolnya
mulai mengecil, saat kontolnya tercabut dari lubang kenikmatan Aku,
terlihat olehnya cairan spermanya bercampur dengan lend*r kenikmatan Aku
mulai mengalir perlahan dan menetes jatuh keatas lantai.
Setelah
nafas mereka kembali normal, mereka mengenakan pakaian mereka kembali,
kemudian sang dokter memberi tahu Aku bahwa spiral yang ia pasang itu
bisa bertahan untuk 5 tahun, tetapi alangkah bagusnya setiap 3-6 bulan
sekali harus diperiksa, untuk memastikan letaknya tidak berubah atau
lebih parahnya terlepas. Aku mengangguk tanda mengerti dalam hati Aku
berkata ,”pasti aku akan balik lagi, untuk menikmati sodokan-sodokan
kontolmu lagi,”
Sebelumpulang
Aku bertanya berapa biaya yang harus dibayar olehnya, yang dijawab oleh
dokter itu dengan senyuman dan kecupan ringan dibibir Aku, gratis!!!
bisiknya
Akupun
pulang dengan tersenyum simpul, dalam hatinya ia membatin bertambah
satu lagi koleksi jalantol yang bisa membuat puasku, yang bisa
menghilangkan dahaga batinku. Dan sekarang ia tidak akan takut hamil
bila melakukan persetubuhan dengan siapapun.